Al-Hamdulillah Berjumpa Lagi dgn Imam.
Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha
Puasa Arafah
Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha - Puasa Idul Adha
merupakan puasa sunnah yang dilakukan kepada umat Islam yang tidak
sedang melaksanakan ibadah haji. Puasa ini disebut juga dengan puasa
hari Arafah. Waktu pelaksanaannya bertepatan pada setiap tanggal 9 di
bulan Dzulhijjah.
Keesokan hari setelah puasa ini, dilaksanakan perayaan Idul Adha.
Tepatnya pada tanggal 10 Dzulhijjah bulan Hijriah. Idul Adha
dilaksanakan dengan melakukan shalat Idul Adha sebanyak dua rakaat dan
khutbah Idul Adha.
Setelah selesai, kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan ibadah
qurban yang telah disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan penyembelihan hewan
qurban, harus pada hari Idul Adha dan hari-hari tasyrik. Dianjurkan
untuk tidak melakukan pemotongan hewan qurban pada malam hari.
Pengertian Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha
Ibadah puasa dalam ajaran Islam memiliki arti menahan diri dari semua
hal yang akan membatalkan puasa. Waktu puasa semenjak terbitnya fajar
hingga terbenamnya matahari. Atau ketika mulai adzan shubuh berkumandang
sampai dengan masuk waktu shalat maghrib.
Menurut pendapat Ahli Fiqih dan Ushul Fiqih, Wahbah Az-Zuhaili,
mendefinisikan puasa sebagai penahanan diri dari semua bentuk keinginan
syahwati, perut dan faraj (kemaluan), dan dari segala hal yang masuk
melalui kerongkongan. Baik berupa minuman, makanan, obat-obatan, dan
sebagainya. Puasa boleh dilakukan oleh setiap orang Islam yang berakal,
tidak dalam keadaan haidh (menstruasi) dan nifas.
Hikmah Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha
Puasa Idul Adha memiliki hikmah yang sama dengan ibadah puasa lain,
baik yang wajib atau sunnah. Hikmah puasa ini berdasarkan pada
keterangan dari para ulama, yang tentunya berdasarkan pada Al-Quran dan
Hadits. Adapun hikmah puasa di antaranya sebagai berikut:
- Proses pendidikan ruhani menuju jalan ketakwaan kepada Allah SWT.
- Penahanan diri agar terbiasa tunduk dan patuh kepada setiap
perintah-perintah Allah SWT, serta berusaha menjauhi semua larangan-Nya.
- Salah satu bentuk ibadah penghambaan diri kepada Allah SWT.
- Pendidikan bagi jiwa manusia agar berusaha dalam kesabaran terhadap segala bentuk penderitaan dalam melaksanakan perintah-Nya.
- Melatih diri untuk tidak selalu mengikuti setiap bisikan keinginan dan hawa nafsu manusia.
- Melatih diri untuk tetap bersikap hidup sebagaimana ajaran-ajaran Islam.
- Sarana menumbuhkan dan memupuk sikap rasa kasih sayang kepada sesama manusia.
- Menciptakan rasa persaudaraan terhadap orang lain, saling membantu, dan menyantuni orang yang tidak berkecukupan.
- Menanamkan rasa takwa kepada Allah SWT, baik dalam keadaan terang-terangan atau sembunyi.
- Menjauhkan diri dari akibat dosa-dosa pelanggaran ajaran-ajaran-Nya. Karena puasa merupakan sarana penebusan dosa manusia.
- Proses pembelajaran diri untuk melatih peringai dan perilaku moral yang luhur kepada sesama.
- Puasa mengajarkan kesabaran, kejujuran, kedisiplinan, dan tekad kuat dalam melaksanakan setiap pekerjaan.
- Ibadah puasa yang dijalani dengan baik membantu manusia untuk berpikir lebih jernih dan tenang.
- Mendorong manusia untuk ikut merasakan lapar dan mengajarkan perlunya menjalin solidaritas dengan orang lain.
Puasa Arafah
Anjuran pelaksanaan ibadah puasa Idul Adha berdasarkan pada
keterangan hadits riwayat Imam Muslim. Dari Abu Qatadah radhiyallahu
anhu, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Puasa hari Arafah dapat menghapus
dosa-dosa untuk dua tahun. Setahun yang telah berlalu dan satu tahun
yang akan datang.”
Pelaksanaan ibadah puasa harus memenuhi syarat. Berdasarkan pada
keumuman pendapat ulama, maka terdapat lima syarat puasa, yaitu:
beragama Islam, termasuk usia baligh, berakal yang sehat, mampu
melaksanakan puasa, bermukim atau menetap.
Bagi Anda yang akan melaksanakan puasa menjelang Idul Adha, jangan
lupa untuk berniat dalam hati sebelum melaksanakannya. Lengkapilah
perayaan Idul Adha dengan berkurban untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT.
Semoga segala amal ibadah kita diterima di sisi Allah SWT. Amin!
Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha
Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha disebut juga dengan puasa Arafah.
Karena dilakukan pada saat jutaan jemaah haji berkumpul melaksanakan
wukuf di padan
g Arafah. Wukuf sendiri merupakan ibadah wajib karena merupakan bagian dari rukun haji yang harus dipenuhi para calon haji.
Wukuf di Arafah yang merupakan puncak penyempurnaan ibadah haji
dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan kalender Islam. Pada
saat inilah umat muslim yang tidak melaksanakan wukuf dianjurkan untuk
berpuasa, termasuk kita yang berada di tanah air.
Bacaan Niat Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha
Bacaan niatnya : Nawaitu ashoumul arafah lilyaumil ghoddi lillahi Ta’ala
Sedangkan Rasulullah ketika berbuka puasa mengucapkan : “Dzahabaz zhama-u wabtallatil uruuqu watsabatal ajru insya Allah”
Artinya : “Telah hilang dahaga dan telah basah urat2 dan telah tetap pahala insya Allah”
Puasa Arafah
Hadits Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha
Puasa sebelum idul adha adalah ibadah yang sangat dianjukan oleh
Rasulullah Saw. Bagi kaum muslimin puasa satu hari sebelum lebaran haji
ini, hukumnya sunnah muakkad (sangat ditekankan). Artinya, meskipun
puasa sebelum hari raya qurban ini bersifat sunnah, namun demikian
sangat-sangat dianjurkan dan diutamakan untuk dilaksanakan, strongly
recommended!.
Bagi mereka yang menunaikan ibadah puasa Arafah akan didoakan Nabi
Muhammad Saw agar Allah menghapus dosa-dosanya selama dua tahun, yakni;
satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah. Hal ini berdasarkan hadits
Nabi Saw yang artinya:
Puasa satu hari Arafah, aku berharap kepada Allah, Dia akan
menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya.
Puasa hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram), aku berharap kepada Allah,
Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no
1162, dari Abu Qatadah).
Dari Abu Qatadah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam pernah ditanya tentang puasa
pada hari ‘Arafah, beliau bersabda: “Ia (Puasa ‘Arafah itu) menggugurkan
dosa-dosa satu tahun sebelumnya dan setelahnya.” (HR. Muslim 1162)
Tidak makan dan tidak minum juga dilakukan Rasulullah Saw sebelum
melaksanakan sholat Idul Adha di lapangan. Ini adalah kebiasaan Nabi Saw
seperti yang tertuang dalam hadits berikut:
Jika sebelum berangkat shalat Idul Fitri Rasulullah SAW sarapan
dahulu maka sebelum shalat Idul Adha, Rasul tidak sarapan dan beliau
baru makan sepulang melaksanakan shalat (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah,
Ahmad).
Jangan Puasa di hari Tasyrik
Selain puasa, beberapa amalan yang dianjurkan dalam rangka merayakan
Idul Adha adalah: menggemakan takbir dan menyembelih hewan kurban yang
dilaksanankan setelah sholat Id hingga tiga hari setelah 10 Dzulhijjah
yakni tanggal: 11, 12 dan 13. Dimana pada hari-hari itu umat Islam
diharamkan berpuasa karena merupakan hari Tasyrik.
Rasulullah Saw telah mengutus Abdullah Bin Huzhaqah untuk mengumumkan
di Mina: “Kamu dilarang berpuasa pada hari-hari ini (hari tasyrik). Ia
adalah hari untuk makan dan minum serta mengingat Allah.” (Hadith
Riwayat Imam Ahmad, sanadnya hasan)
Jika puasa sebelum Idul Adha ialah sangat dianjurkan, maka berpuasa
pada hari tasyrik adalah dilarang sama halnya dengan puasa di hari raya
Idul Fitri dan Idul Adha. Rasulullah Saw melarang puasa pada dua hari,
yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. (Hadith Riwayat Imam Muslim, Ahmad,
an-Nasa’ie, Abu Dawud).
Puasa Arafah
Tentang Puasa Arafah ( Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha )
Para fuqaha bersepekat disunnahkan berpuasa di hari Arafah bagi orang
yang tidak melaksanakan ibadah haji, yaitu pada tanggal 9 Dzulhijah.
Dan puasanya dapat menghapuskan dosa dua tahun : setahun sebelumnya dan
setahun yang akan datang.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,”Puasa pada hari Arafah, aku memohon pula kepada Allah, agar
puasa itu bisa menghapus dosa setahun penuh sebelumnya dan setahun
sesudahnya.”
Asy Syarbini al Khatib berkata,”Ia (hari Arafah) adalah sebaik-baik
hari berdasarkan hadits Muslim, ‘Tidak ada satu hari pun yang di hari
itu Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka daripada
hari ‘Arafah.”
Jumhur Fuqaha—kalangan Maliki, Syafi’i dan Hambali—berpendapat bahwa
tidak dianjurkan (puasa Arafah) bagi seorang yang berhaji walaupun ia
memiliki kekuatan dan puasa yang dilakukannya itu makruh menurut para
ulama Maliki dan Hambali sedangkan menurut Syafi’i hal itu menyelisihi
keutamaan berdasarkan riwayat Ummu al Fadhl binti al Harits,”Ummu Al
Fadhl mengirimkan mangkuk yang berisi susu kepada beliau sementara
beliau sedang berada di atas untanya di ‘Arafah lalu beliau meminumnya.”
Dari Ibnu Umar bahwa beliau pernah berhaji bersama Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam kemudian bersama Abu Bakar kemudian Umar kemudian
Utsman dan tidak satu pun dari mereka yang berpuasa.” Karena hal itu
dapat melemahkannya tatkala wuquf dan berdoa maka meninggalkannya adalah
lebih utama. Dan ada juga yang mengatakan bahwa hal itu dikarenakan
mereka adalah tamu-tamu Allah dan peziarah-Nya.
Kalangan Syafi’i berkata,”Disunnahkan berbuka bagi seorang yang
melakukan perjalanan (safar) dan orang yang sakit secara mutlak.” Mereka
berkata,”Disunnahkan berpuasa bagi seorang yang berhaji yang tidak
sampai ke Arafah kecuali malam hari dikarenakan hilangnya sebab.”
Kalangan Hanafi berpendapat dianjurkan (puasa) juga bagi seorang yang
berhaji apabila hal itu tidak melemahkannya ketika wuquf di Arafah dan
tidak menggangunya dalam berdoa dan jika hal itu melemahkannya maka
makruh baginya berpuasa. (al Mausu’ah al Fiqhiyah)
Puasa Arafah
Keutamaan Puasa Arafah ( Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha )
Puasa Arafah adalah puasa yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Puasa Arafah dinamakan demikian karena saat itu jamaah haji sedang wukuf
di terik matahari di padang Arafah. Puasa Arafah ini dianjurkan bagi
mereka yang tidak berhaji. Sedangkan yang berhaji tidak disyariatkan
puasa ini.
Mengenai hari Arofah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا
مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى
بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka
adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan
keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang
diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim)
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hari Arofah adalah hari pembebasan
dari api neraka. Pada hari itu, Allah akan membebaskan siapa saja yang
sedang wukuf di Arofah dan penduduk negeri kaum muslimin yang tidak
melaksanakan wukuf. Oleh karena itu, hari setelah hari Arofah –yaitu
hari Idul Adha- adalah hari ‘ied bagi kaum muslimin di seluruh dunia.
Baik yang melaksanakan haji dan yang tidak melaksanakannya sama-sama
akan mendapatkan pembebasan dari api neraka dan ampunan pada hari
Arofah.” (Lathoif Al Ma’arif, 482)
Mengenai keutamaan puasa Arafah disebutkan dalam hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ
السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ
عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى
قَبْلَهُ
“Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun
akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun
yang lalu.” (HR. Muslim).
Ini menunjukkan bahwa puasa Arafah adalah di antara jalan untuk
mendapatkan pengampunan di hari Arafah. Hanya sehari puasa, bisa
mendapatkan pengampunan dosa untuk dua tahun. Luar biasa fadhilahnya …
Hari Arafah pun merupakan waktu mustajabnya do’a sebagaimana disebutkan dalam hadits,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا
وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ
قَدِيرٌ
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arofah. Dan sebaik-baik yang
kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan
“Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu
wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir (Tidak ada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya
segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala
sesuatu)”.” (HR. Tirmidzi, hasan)
[spoiler="Puasa Arafah"]
Puasa Arafah
[/spoiler]
Insya Allah hari Arafah di tahun ini akan jatuh pada tanggal 5 November
2011. Semoga kita termasuk orang yang dimudahkan oleh Allah untuk
melakukan puasa tersebut dan meraih keutamaan di dalamnya.